Sinjai, Perkembangan ilmu pengetahuan semacam radiografi mulai menunjukkan eksistensinya. Ini terbukti dengan pemanfaatan radiografi yang sebelumnya digunakan untuk bidang kesehatan (radiologi) kini beralih fungsi.
“Akhirnya terbantahkan juga. Sekarang, radiografi yang dikembangkan dengan bentuk sinar X atau X-ray, bisa digunakan untuk mengidentifikasi benda cagar budaya,” jelas peneliti radiografi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Soegardo Indra Praptono BSc SE dikonfirmasi atas penelitiannya, Jumat (18/11).
Menurutnya, pengembangan dunia radiografi yang pemanfaatan Sinar X-nya untuk benda cagar budaya yang adalah cara baru dalam dunia arkeologi. Ia juga mengatakan, era baru dalam dunia radiografi dan arkeologi adalah menggunakan X-ray untuk identifikasi benda cagar budaya. “Dan ini sudah saya lakukan pada 16 Februari 2011 lalu. Saya gunakan untuk meneliti arca Hindu-Buddha ‘Maha Nandi’ yang terbuat dari logam mulia,” ungkapnya.
Lebih runtut dijelaskan, pemanfaatan X-ray untuk cagar budaya itu juga dilakukan oleh peneliti dari Mesir. Peneliti negeri pyramid itu memanfaatkan teknologi Sinar X tersebut untuk mengidentifikasi mumi. “Itu dipublikasikan pada 3 November 2011,” kata penasihat Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI) itu. “Jadi, Indonesia adalah yang pertama di dunia memanfaatkan Sinar X untuk identifikasi cagar budaya,” sambungnya.
Meski demikian, dosen luar biasa D3 Radiologi FK Unair/RSUD dr Soetomo Surabaya itu mengatakan, jika peneliti Mesir menggunakan Sinar X untuk identifikasi mumi, dirinya memanfaatkan Sinar X untuk mengidentifikasi benda purbakala. “Apalagi yang kami identifikasi ini terbuat dari logam mulia. Yang pasti, radiografi yang dulu dimanfaatkan dunia kesehatan, ternyata bisa juga untuk identifikasi benda cagar budaya,” kata radiografer senior ini.
Lebih jauh dijelaskan, hasil penelitian X-Ray yang berbasis teknologi digital terhadap arca ‘Maha Nandi’ ditemukan adanya relic atau semacam benda suci. Dari teknologi Sinar X tersebut diketahui relic yang ada di dalam tubuh lembu wahana Dewa Syiwa yang terbuat dari logam mulia itu memiliki nomer atom lebih tinggi dari perunggu. “Relic itu ‘dimasukkan’ dengan mantra. Didalamnya juga ada tulisan sansekerta kuno,” tuturnya
0 komentar:
Posting Komentar